Radiasi Nuklir Tingkat Tinggi Ditemukan
Petugas mencoba menggunakan air laut untuk mendinginkan reaktor. Muncul kekawatiran korosi
Minggu, 27 Maret 2011, 20:26 WIB
VIVAnews- Dampak kerusakan akibat kebocoran pembangkit listrik tenaga listrik (PLTN) Fukushima Daiichi, Jepang, tak kunjung usai. Setelah ancaman tingkat radiasi terus menghantui, kini ditemukan tingkat radiasi sangat tinggi di reaktor unit 2. Jumlah tingkat radiasi mencapai 10 juta kali lipat dari batas ambang normal.
Seperti diberitakan NHK, Tokyo Electric Power Co (Tepco) menjelaskan tingkat radiasi ini mencapai 2,9 miliar becquerels dalam satu kubik centimeter (cm) air di ruang bawah tanah bangunan turbin yang terpasang ke reaktor nomor 2.
Tingkat kontaminasi ini sekitar 1000 kali dibandingkan kebocoran radiasi di ruang bawah tanah reaktor nomor 1 dan 3. Tepco menambahkan material radioaktif terdeteksi termasuk 2,9 miliar becquerels yodium 134, 13 juta becquerels yodium 131, dan 2,3 juta becquerels, masing-masing cesium 134 dan 137.
Material ini dipancarkan sepanjang proses fisi nuklir di inti reaktor. Perusahaan ini memperkirakan air terkontaminasi itu berasal dari inti reaktor rusak, dan mereka tengah mencari tahu bagaimana kebocoran bisa terjadi.
Lulusan University of Tokyo Naoto Sekimura mengatakan kebocoran ini mungkin muncul dari ruang penahan (suppression chamber) reaktor nomor 2. Ruang ini didesain untuk menampung radioaktif dari reaktor.
Kantor berita Asociate Press melaporkan dengan adanya kejadian tersebut, para pekerja berjuang untuk memompa air yang terkontaminasi dari kompleks nuklir di Jepang itu . Level radiasi yang mencapai 10 juta kali lebih tinggi dari biasanya ini membuat pekerja mengukur tingkat radiasi sebelumnya. Meski tidak jelas berapa lama pekerja telah terpapar dengan radioaktif yang tinggi di pabrik Fukushima Daiichi.
Juru bicara Tepco Takashi Kurita mengaku adanya kontaminasi air di keempat reaktor, dan radiasi dalam satu unit reaktor diukur 1.000 millisieverts per jam, empat kali batas aman yang ditetapkan pemerintah.
Penemuan selama tiga hari terakhir ini telah menjadi kemunduran utama dalam misi mengatasi kerusakan pendingin setelah gempa dan tsunami. Krisis nuklir berkepanjangan telah mendorong keprihatian tentang keamanan makanan dan air di Jepang, yang merupakan sumber utama makanan laut untuk beberapa negara. Radiasi telah ditemukan dalam makanan, air laut dan bahkan pasokan air keran di Tokyo.
Menurut NHK, tingkat radiasi tinggi terdeteksi hingga 30 kilo meter dari pembangkit Fukushima. Tingkat radiasi meningkat 40 persen lebih tinggi dibanding batas tahunan untuk masyarakat umum.
Pemerintah Jepang mengatakan data menunjukkan 1,4 millisieverts diambil pada Rabu pagi di Namie Town, barat laut dari pembangkit. Meski begitu, pemerintah belum melakukan himbauan kepada penduduk yang tinggal di luar radius 30 kilo meter dari pembangkit untuk melakukan evakuasi atau tetap tinggal di rumah.
Hasil itu didapat Kementerian Ilmu Pengetahuan setelah membaca laporan monitoring di 10 lokasi di luar radius 30 kilo meter dari pembangkit, menyusul laporan tingkat radiasi relatif tinggi ditemukan di luar daerah tersebut.
Jumlah radiasi yang terdeteksi itu tidak menimbulkan risiko kesehatan. Namun mereka menyarankan warga di daerah untuk tetap waspada terhadap kemungkinan adanya kenaikan tingkat radais. Karena pembangkit listrik tidak mungkin untuk berhenti melepaskan raadiasi dalam waktu depat.
Sementara radiasi tinggi itu memakan korban dua pekerja yang menderita luka bakar pada kakinya setelah menginjak air yang terkontaminasi radioaktif. Juru bicara pemerintah Yukio Edano mendesak Tepco agar lebih transparan. Pemerintah mengungkap serangkaian kesalahan yang dilakukan operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Tepco. "Kami mendesak Tepco memberikan informasi kepada pemerintah lebih cepat," kata Edano seperti dilansir dari laman Associated Press.
Juru bicara Badan Keselamatan Industri dan Nuklir (NISA) Hidehiko Nishiyama mengatakan Tepco sudah mengetahui resiko tingginya radiasi di udara pabrik enam hari sebelum kecelakaan dua pekerja itu. Kedua pekerja ini hanya menggunakan sepatu yang hanya menutupi sampai mata kaki. "Tidak cukup tinggi melindungi kaki mereka," tegasnya.
"Terlepas apakah ada kesadaran soal tingginya tingkat radiasi dalam air tergenang, namun ada masalah dalam cara kerja dilaksanakan."
NISA pun memberi peringatan kepada Tepco untuk meningkatkan dan memastikan keselamatan para pekerjanya.
Desakan pemerintah ini muncul di tengah upaya pekerja perusahaan itu menghentikan kebocoran gas dengan memindahkan air terkontaminasi dari unit-unit reaktor. Petugas sudah mencoba menggunakan air laut untuk mendinginkan reaktor. Namun, muncul kekhawatiran bahwa korosi garam akan memperparah kerusakan mesin di dalam unit reaktor. Saat ini Tepco berjibaku tengah menyuntikkan air segar ke dalam unit reaktor, dan mengeluarkan air yang terkontaminasi radioaktif. (SJ)
• VIVAnews
Sumber : vivanews.com
Minggu, 27 Maret 2011, 20:26 WIB
VIVAnews- Dampak kerusakan akibat kebocoran pembangkit listrik tenaga listrik (PLTN) Fukushima Daiichi, Jepang, tak kunjung usai. Setelah ancaman tingkat radiasi terus menghantui, kini ditemukan tingkat radiasi sangat tinggi di reaktor unit 2. Jumlah tingkat radiasi mencapai 10 juta kali lipat dari batas ambang normal.
Seperti diberitakan NHK, Tokyo Electric Power Co (Tepco) menjelaskan tingkat radiasi ini mencapai 2,9 miliar becquerels dalam satu kubik centimeter (cm) air di ruang bawah tanah bangunan turbin yang terpasang ke reaktor nomor 2.
Tingkat kontaminasi ini sekitar 1000 kali dibandingkan kebocoran radiasi di ruang bawah tanah reaktor nomor 1 dan 3. Tepco menambahkan material radioaktif terdeteksi termasuk 2,9 miliar becquerels yodium 134, 13 juta becquerels yodium 131, dan 2,3 juta becquerels, masing-masing cesium 134 dan 137.
Material ini dipancarkan sepanjang proses fisi nuklir di inti reaktor. Perusahaan ini memperkirakan air terkontaminasi itu berasal dari inti reaktor rusak, dan mereka tengah mencari tahu bagaimana kebocoran bisa terjadi.
Lulusan University of Tokyo Naoto Sekimura mengatakan kebocoran ini mungkin muncul dari ruang penahan (suppression chamber) reaktor nomor 2. Ruang ini didesain untuk menampung radioaktif dari reaktor.
Kantor berita Asociate Press melaporkan dengan adanya kejadian tersebut, para pekerja berjuang untuk memompa air yang terkontaminasi dari kompleks nuklir di Jepang itu . Level radiasi yang mencapai 10 juta kali lebih tinggi dari biasanya ini membuat pekerja mengukur tingkat radiasi sebelumnya. Meski tidak jelas berapa lama pekerja telah terpapar dengan radioaktif yang tinggi di pabrik Fukushima Daiichi.
Juru bicara Tepco Takashi Kurita mengaku adanya kontaminasi air di keempat reaktor, dan radiasi dalam satu unit reaktor diukur 1.000 millisieverts per jam, empat kali batas aman yang ditetapkan pemerintah.
Penemuan selama tiga hari terakhir ini telah menjadi kemunduran utama dalam misi mengatasi kerusakan pendingin setelah gempa dan tsunami. Krisis nuklir berkepanjangan telah mendorong keprihatian tentang keamanan makanan dan air di Jepang, yang merupakan sumber utama makanan laut untuk beberapa negara. Radiasi telah ditemukan dalam makanan, air laut dan bahkan pasokan air keran di Tokyo.
Menurut NHK, tingkat radiasi tinggi terdeteksi hingga 30 kilo meter dari pembangkit Fukushima. Tingkat radiasi meningkat 40 persen lebih tinggi dibanding batas tahunan untuk masyarakat umum.
Pemerintah Jepang mengatakan data menunjukkan 1,4 millisieverts diambil pada Rabu pagi di Namie Town, barat laut dari pembangkit. Meski begitu, pemerintah belum melakukan himbauan kepada penduduk yang tinggal di luar radius 30 kilo meter dari pembangkit untuk melakukan evakuasi atau tetap tinggal di rumah.
Hasil itu didapat Kementerian Ilmu Pengetahuan setelah membaca laporan monitoring di 10 lokasi di luar radius 30 kilo meter dari pembangkit, menyusul laporan tingkat radiasi relatif tinggi ditemukan di luar daerah tersebut.
Jumlah radiasi yang terdeteksi itu tidak menimbulkan risiko kesehatan. Namun mereka menyarankan warga di daerah untuk tetap waspada terhadap kemungkinan adanya kenaikan tingkat radais. Karena pembangkit listrik tidak mungkin untuk berhenti melepaskan raadiasi dalam waktu depat.
Sementara radiasi tinggi itu memakan korban dua pekerja yang menderita luka bakar pada kakinya setelah menginjak air yang terkontaminasi radioaktif. Juru bicara pemerintah Yukio Edano mendesak Tepco agar lebih transparan. Pemerintah mengungkap serangkaian kesalahan yang dilakukan operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Tepco. "Kami mendesak Tepco memberikan informasi kepada pemerintah lebih cepat," kata Edano seperti dilansir dari laman Associated Press.
Juru bicara Badan Keselamatan Industri dan Nuklir (NISA) Hidehiko Nishiyama mengatakan Tepco sudah mengetahui resiko tingginya radiasi di udara pabrik enam hari sebelum kecelakaan dua pekerja itu. Kedua pekerja ini hanya menggunakan sepatu yang hanya menutupi sampai mata kaki. "Tidak cukup tinggi melindungi kaki mereka," tegasnya.
"Terlepas apakah ada kesadaran soal tingginya tingkat radiasi dalam air tergenang, namun ada masalah dalam cara kerja dilaksanakan."
NISA pun memberi peringatan kepada Tepco untuk meningkatkan dan memastikan keselamatan para pekerjanya.
Desakan pemerintah ini muncul di tengah upaya pekerja perusahaan itu menghentikan kebocoran gas dengan memindahkan air terkontaminasi dari unit-unit reaktor. Petugas sudah mencoba menggunakan air laut untuk mendinginkan reaktor. Namun, muncul kekhawatiran bahwa korosi garam akan memperparah kerusakan mesin di dalam unit reaktor. Saat ini Tepco berjibaku tengah menyuntikkan air segar ke dalam unit reaktor, dan mengeluarkan air yang terkontaminasi radioaktif. (SJ)
• VIVAnews
Sumber : vivanews.com
0 Response to "Radiasi Nuklir Tingkat Tinggi Ditemukan"
Posting Komentar